Welcome To Blog Pribadi


OBAHE RAHSO SAMPURNANE TAKDIR

Jumat, 13 Januari 2012

KENCING MANIS DAN BATU GINJAL








                                         PERPADUAN ANTARA BUNCIS  DAN SIRSAT.


                                                           BUNCIS.

Banyak memang obat yang beredar di pasaran untuk mengobati diabetes, namun sering harganya mahal karena bahan-bahannya harus diimpor. Bagaimana mau menjauhi stres jika untuk membeli obat yang harganya selangit saja susah.
Beruntung, kini telah ditemukan obat yang murah meriah dan dapat diperoleh dengan mudah. Apa itu? Buncis. Ya, tepat. Tanaman yang buahnya mirip kacang panjang, tapi lebih pendek dan gemuk itu ternyata mampu mengobati penyakit diabetes melitus.
Hal tersebut terungkap dalam disertasi Yayuk Andayani, yang telah mempresentasikan penelitiannya berjudul “Mekanisme Aktivitas Antihiperglikemik Ekstrak Buncis pada Tikus Diabetes dan Identifikasi Komponen Aktif” untuk memperoleh gelar doktor di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), beberapa waktu lalu.
Dalam penelitiannya, Yayuk menggunakan tikus putih sebagai binatang percobaan. Tikus putih berusia tiga bulan itu oleh Yayuk diberi perlakuan induksi diabetes. Artinya, “dengan sengaja” si tikus putih dibuat mengidap diabetes melitus. Sebelum diinjeksi dengan diabetes, tikus tersebut telah diberi ekstrak buncis. Ternyata dalam waktu 30 menit tikus-tikus percobaan kembali normal, tanpa mengalami penurunan pada tingkat ipoglikemik (di bawah kadar gula normal).
Timbul pertanyaan, apa sih “kesaktian” buncis sehingga hanya dalam waktu ½ jam bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas normal.
Berdasar analisis Yayuk, di dalam buncis terkandung zat yang dinamakan B-sitosterol dan stigmasterol. Kedua zat inilah yang mampu meningkatkan produksi insulin.
Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh kita dari organ tubuh yang dinamakan pankreas. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Seseorang mengalami diabetes melitus, bila pankreas hanya sedikit menghasilkan insulin atau tidak mampu memproduksi sama sekali. Ternyata dua zat tadi mampu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulinnya.
Selain dua zat tadi, Yayuk memperoleh data bahwa dari 100 gram ekstrak buncis terkandung karbohidrat 7,81%, lemak 0,28%, protein 1,77%, serat kasar 2,07%, dan kadar abu 0,32 %.
Bagi dunia kedokteran dan farmasi, penemuan Yayuk ini tentu bisa dijadikan referensi untuk membuat obat diabetes dengan mengekstrak buncis. Tentunya banyak keuntungan yang diperoleh, terutama bagi masyarakat, karena obat diabetes akan lebih murah dan mudah didapat dengan banyaknya bahan yang tersedia.
Bagi masyarakat, terobosan Yayuk itu bisa melegakan hati banyak orang pengidap diabetes melitus, khususnya mereka dari kalangan tidak mampu. Cukup membeli sayur buncis dan memakannya secara teratur, kadar gula dalam darah bisa turun. Manfaat buncis lebih terasa bila dimakan sebagai lalapan. Kalau dimasak dalam bentuk oseng-oseng dengan tambahan daging juga boleh.
Berbahagialah mereka yang kerap makan lalapan buncis. Ternyata selain manis, buncis juga bisa mencegah dan menghilangkan penyakit kencing manis.


Buncis Sebagai Obat Diabetes Mellitus

Selain enak dinikmati sebagai lalapan, buncis juga berkhasiat mencegah dan mengobati Diabetes Mellitus. Mungkin belum banyak orang yang tahu tentang manfaat
buncis, tapi bagi mereka yang gemar memakan buncis, tanpa disadari sayuran berukuran mini ini dapat mencegah timbulnya Diabetes Mellitus.
Setiap 1 liter darah manusia sehat mengandung gula sekitar 800-1000 miligram. Hormon yang paling berperan dalam dalam mengatur kadar gula adalah hormone insulin.
Hormon ini dihasilkan secara alamiah oleh tubuh dari organ tubuh yang bernama pankreas. Pankreas terletak di dekat hati. Hormon insulin bertugas mengatur agar kadar gula dalam darah tetap seimbang ketika tubuh dalam keadaan tegang, lapar, ataupun kenyang. Cara kerja insulin adalah dengan mengubah gula ( glukosa ) yang berlebih dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan didalam hati untuk digunakan sebagai persediaaan. Kadar gula akan naik jika gula yang berasal dari makanan atau miniman yang masuk ke dalam tubuh telah masuk melalui dinding usus. Saaat inilah pankreas akan membuat insulin. Seseorang akan
menderita Diabetes Mellitus apabila pankreasnya hanya dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit, atau mungkin pankreasnya tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali.
Zat dalam buncis yang sangat berperan dalam pencegahan dan pengobatan Diabetes Mellitus adalah B-Sitosterol dan Stigmasterol. Dengan bantuan kedua zat inilah pankreas dapat terangsang untuk memproduksi insulin. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa B-sitosterol dan Stigmasterol hanya berperan untuk merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin tanpa menyebabkan terjadinya Hipoglemik, yaitu suatu keadaan dimana tingkat gula dalam darah berada pada keadaan dibawah kadar normal. Dengan demikian, pemakaian buncis ini aman bagi tubuh.
Untuk hasil yang maksimal, sebaiknya penderita diabetes mellitus mengkonsumsi buncis tiga kali sehari dengan takaran kurang lebih 250 gram tiap kali minum. Dan yang harus diperhatikan adalah pengkonsumsian buncis ini haruslah teratur, sehingga hasil yang dicapai tidak mengecewakan. Selain itu pola makan tetap harus dijaga agar khasiat buncis dapat benar – benar terasa.


 sedangkan untuk  meluruhkan atau manghancurkan batu ginjal
biasa dibuat campuran jus muris dengan jus buncis satu hari cukup satu kali. untuk jus muris sertakan juga daun dan bunganya sekalian.                             

1 komentar:

Posting Komentar